Dari Sandi Konvensional Beralih ke Biometrics

Sunday, February 27, 2011

Keseharian seorang pengguna internet (netter) tentu tidak lepas dengan apa yang dinamakan account. Account yang berisi ID User name dan Password dalam dunia internet bisa dibilang sebagai pintu gerbang terjadinya suatu transaksi, sehingga diperlukan kehati-hatian dengan keamanan Account tersebut.

Apalagi dalam dunia perdagangan seperti e-commerce, sebuah account sangat diperlukan karena mereka akan selalu berurusan dengan orang banyak, maka akun-akun yang dimiliki seperti pada email, jaringan sosial dan aplikasi lain yang memerlukan otentikasi password perlu dijaga kerahasiaanya, hal tersebut tentu dikarenakan tidak lepas dari resiko yang cukup besar dari segi keamanan.

Seperti yang diutarakan onno w purbo pada www.klik-kanan.com/fokus/biometric.shtml, secara konvensional umumnya kita menggunakan berbagai teknik password dan security yang dibangkitkan melalui data yang dimasukan ke komputer. Data tersebut umumnya di masukan secara manual menggunakan tangan. Untuk terjaminnya keamanan pada account tidak jarang para user yang menggunakan password unik, kuat dan sulit yang mengkombinasikan antara alphanumerics dengan karakter non-alpha, dan didukung browser terenkripsi, serta pc terinstalasi antivirus antimalware.

Meski demikian, password konvensional tersebut tidak menutup kemungkinan tetap akan mudah ditembus oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan kata lain meskipun aplikasi perusahaan dan email yang terisolasi dalam Virtual Machine menggunakan hard drive terenkripsi virtual tetap harus waspada dari serangan.

Dengan melihat sering terjadinya pencurian identitas tentu diperlukan solusi yang lebih baik untuk password, yaitu dengan beralih ke Biometrics.

Biometrik telah digunakan secara efektif dalam aplikasi komputasi dalam beberapa waktu lalu, terutama di lingkungan yang menganggap dan membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi untuk mengenali karakteristik unik dari seorang individu adalah penting. Seperti yang digunakan di dalam instansi pemerintah, TOP SECRET dan sistem keuangan. Yang digunakan biasanya dalam bentuk sidik jari, retina scan, dan identifikasi suara.

Onno juga menguraikan bahwa biometric merupakan teknik authentikasi yang mengambil karakteristik fisik seseorang. Ada beberapa teknik yang sering digunakan dalam authentikasi biometric. Beberapa diantara-nya adalah:

  • Pengenalan sidik jari, termasuk yang paling cost effective akan tetapi tetap mempertahankan tingkat keamanan yang tinggi dan kemudahan untuk penggunaan. Teknik authentikasi biometric ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk pengenalan telapak tangan.
  • Pengenalan Suara (Voice Scan), merupakan bagian dari voice recognition. Tentunya teknik ini harus di perhalus untuk keperluan authentikasi, sedangkan untuk keperluan non-authentikasi sudah di kenal dalam dunia telekomunikasi untuk automatisasi layanan pelanggan berdasarkan perintah suara.
  • Pengenalan muka (facial scan) merupakan teknik authentikasi lainnya yang akan mengenal muka seseorang dari hasil pengindraan kamera digital.
  • Signature Verification (verifikasi tanda tangan) dapat juga dilakukan secara otomatis menggunakan teknik pengenalan citra digital.
  • Iris Scan & Retina Scan, melakukan verifikasi dari retina mata - menurut sebagian peneliti tampaknya scan retina ini merupakan teknik yang termasuk paling ampuh untuk melakukan authentikasi di bandingkan sidik jari.
  • Keystroke Dynamik - merupakan teknik authentikasi yang paling unik karena teknik ini melihat cara kita mengetik password di atas keyboard. Sistem akan belajar terlebih dulu dari sekitar 20-30 keystroke password yang dimasukkan. Meskipun password kita di curi orang, namun pencuri tidak akan bisa membobol sistem kita karena cara masing-masing orang dalam mengetik di papan keytboard akan selalu berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan ini yang di deteksi oleh keystroke dynamic ini.

Mengingat pentingnya dari segi keamanan account, maka layanan lanjutan seperti Google Apps, FaceBook. Twitter dan layanan lainnya di internet, sudah dipandang perlu untuk beralih pada penerapan API biometric. (Solikhin, STMIK HIMSYA Semarang)

Untuk lebih detilnya klik disini

0 komentar:

Post a Comment

 
 
 
 
Copyright © Koleksi Informasi